 |
doc. Abi Hidayat |
Nyatanya kita butuh sesuatu untuk di anut. Agar kemudian menjadi penganut. Maka sejak kecil, sedari dari lahir, seseorang oleh orang tuanya di ajak ikut. Ikut menuju jalan yang mengarah kepada apa-apa yang menurut mereka harus dan patut. Jalan yang begini rupa banyak yang katakan adalah jalan
taqlid. Jalan yang tak punya lorong-lorong lain untuk berkelit. Namun, pikiran anak-anak manakah yang di dalamnya punya cara untuk berkilah dan berkelit? Belum tiba waktunya sebelum kelak ia dewasa. Pun begitu, ketika dewasa seseorang tetap butuh sesuatu untuk di anut. Agar kemudian menjadi penganut. Hanya saja, orang dewasa tidak lagi menganut secara
taqlid, sehingga memungkinkannya gampang berulah, berkilah, dan berkelit. Bukankah kita memang sering berkelit, hingga banyak timbul susah atau masalah-masalah sulit?
0 komentar:
Posting Komentar