Sabtu, 27 Juli 2013

Seni ada dalam setiap laku hidup manusia. Selama nafas masih membumbung dan berbaur bersama udara, seni akan terus mengudara sampai seisi bumi-alam semesta tumpas. Tapi banyak tak sadar ketika bicara seni. Mereka lebih mementingkan definisi tenimbang mengatakan perkara jujur serupa menjelaskan bahwa seni itu menyelimuti segala yang ada di dunia termasuk pada bentuk tubuh manusia. Mata yang berkedip-delik, hidung yang mendengus-beringus, jari yang menjentik, kaki menopang, dan unsur-unsur tubuh lainnya adalah sebesar-besarnya seni. Sampai di sini, kita percaya bahwa seni mencakup segalanya. Tidak ada batasan pemulung tidak termasuk dalam kategori pekerja seni, sementara pelukis yang melukis si pemulung sampah dalam kanvasnya adalah orang yang sah digelari kata seniman. Saya tidak terlalu setuju dengan perkara begini. Seorang guru adalah seniman, sebagaimana halnya seorang pengemis yang berdiri menadah tangan di tiap persimpangan juga pantas disebut seniman.

Orang-orang yang bekerja seperti perupa, pemusik, penari, penulis yang karya-karyanya mengangkat realitas hidup, apakah dalam karya abstrak, realis atau apa pun istilahnya, sepertinya tak lebih sebagai individu yang mampu menggunakan kepekaannya semata. Ia mampu merepresentasikan apa-apa yang berjalan di atas dunia, baik yang kecil mau pun yang besar-besar, seperti lukisan tetesan embun, musik anti korupsi, dalam karya-karya yang menggugah adalah bentuk suatu kelebihan yang didapat oleh bakat, asah bakat, latihan, dan percaya diri menunjukkan hasil kerjanya belaka. Maka saya berkesimpulan; semua yang pernah hidup di dunia adalah sejatinya seniman. Tidak perupa saja, tidak musisi saja, tidak pengarang saja. Tapi lebih dari semuanya, pengemis atau bahkan tukang korupsi yang tak tahu malu itu juga bisa disebutkan seniman. Cuma masalahnya, kedepan perlu juga dibicarakan kategorisasi seniman itu sendiri. Saya rasa begitu!

Keterangan Gambar:
Model: Fuady Keulayu, salah satu pebiola hikayat muda Aceh. Foto diambil dalam syuting film dokumenter Kabar Baik Dari Dapu Adee oleh crew film.

1 komentar:

  1. Tapi lebih dari semuanya, pengemis atau bahkan tukang korupsi yang tak tahu malu itu juga bisa disebutkan seniman. Cuma masalahnya, kedepan perlu juga dibicarakan kategorisasi seniman itu sendiri. Saya rasa begitu!

    Mereka aktor...

    Mimpinya Tuker Duit Disini

    BalasHapus

Media Partner

Kabar Dari Aceh

Kumpulan Cerpen Kompas

Blogroll

About